1. Defenisi
dan Arti Komunikasi
Secara etimologis komunikasi berasal
dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau
bersama dengan, dan kata units, sebuah kata bilangan yang berarti
satu. Dua kata tersebut membentuk kata Benda communio, yang dalam
bahasa Inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan,
persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk bercommunio
diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata itu dibuat kata kerja communicate
yang berarti membagi sesuatu dengan sese orang, tukar menukar,
membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang,
bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi
berarti pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau
hubungan. (Lestari Endang dan Maliki, 2006 : 4 - 5).
Menurut
Himstreet dan Baty (2006 : 3) komunikasi adalah suatu proses pertukaran
informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan
symbol-symbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
Komunikasi
adalah pertukaran pesan lisan, tertulis dan nonverbal diantara orang-orang yang
bekerja untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi. (Gustav W. Federich, 2009
: 14)
2.
Proses
Komunikasi
Menurut
Bovee dan Thill dalam buku Business
Communicatin Today, be, proses komunikasi terdiri atas enam tahap, (Purwanto,
2006 : 11 – 13) yaitu :
a) Pengirim
Mempunyai Suatu Ide/Gagasan
Sebelum proses penyampaian pesan
dapat dilakukan, pengirim pesan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang
ingin disampaikan kepada pihak lain atau audiens.
b) Pengirim
Mengubah Ide Menjadi Sebuah Pesan
Agar ide dapat diterima dan
dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audiens, gaya
personl dan latar belakang budaya.
c) Pengirim
Menyampaikan Pesan
Setelah mengubah ide-ide ke dalam
suatu pesan, tahap berikutnya adalah memindahkan atau menyampaikan pesan
melalui berbagai saluran yang ada kepada si penerima pesan.
d) Penerima
Menerima Pesan
Komunikasi antara seseorang dengan
orang lain akan terjadi, bila pengirim (komunikator) mengirimkan suatu pesan
dan penerima (komunikan) menerima pesan tersebut.
e) Penerima
Menafsirkan Pesan
Setelah penerima menerima pesan,
tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang
disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan di dalam benak
pikiran si penerima pesan.
f) Penerima
Harus Memberikan Tanggapan dan Umpah Balik ke Pengirim
Umpah balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai
komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan tanggapan penerima pesan yang
memunginkan pengirim untuk memulai efektivitas suatu pesan.
Adapun bentuk dari proses komunikasi
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
SALURAN dan
MEDIA
|
Tahap 1
Pengirim Mempunyai Gagasan
|
Tahap 2
Mengubah ide menjadi pesan
|
Tahap 3
Pengirim mengirim pesan
|
Tahap 1
Penerima mengirim ide pesan
|
Tahap 5
Penerima menafsirkan pesan
|
Tahap 4
Penerima menerima pesan
|
Gambar
2.1. Proses Komunikasi
3.
Pola
Komunikasi
Secara
umum, pola komunikasi (patterns of
communications) dapat dibedakan menjadi dua saluran (Purwanto, 2006 : 40 -
45), yaitu :
a) Saluran
Komunikasi Formal
Dalam
struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai
macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung jawab
dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari
manajer kepada bawahan, pola transformasi informasinya dapat berbentuk 3 pola
yaitu :
1) Komunikasi
dari atas ke bawah
Komunikasi
dari atas ke bawah (top-down)
merupakan jalur komunikasi yang berasal dari atas (manajer) ke bawah (karyawan)
merupaka penyampaian pesan yang dapat berentuk perintah, instruksi, maupun
prosedur untuk dijalankan para bawahan dengan sebaik-baiknya.
Menurut
Katz dan Kahn, komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok, yaitu :
·
Memberikan pengarahan atau instruksi
kerja tertentu,
·
Memberikan informasi mengapa suatu
pekerjaa harus dilaksanakan,
·
Memberikan informasi tentang prosedur
dan praktik organisasional,
·
Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja
kepada para karyawan,
·
Menyajikan informasi mengenai aspek
ideology dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujua yang
ingin dicapai.
2) Komunikasi
dari bawah ke atas
Komunikasi
dari bawah ke atas (buttom-up communication) berarti alur pesan yang
disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan
mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang
lebih tinggi.
3) Komunikasi
Horizontal
Komunikasi
horizontal (horizontal communication) atau sering disebut dengan komunikasi
lateral (lateral communication)
adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi
sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi.
Tujuan
komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan
memberikan informasi kepada bagian atau department yang memiliki kedudukan
sejajar.
4) Komunikasi
Diagonal
Komunikasi
diagonal (diagonal communication)
melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level) orgnisasi yang berbeda.
Contohnya adalah komunikasi formal antara manajer pemasaran dengan bagian
pabrik, antara manajer produksi dengan bagian promosi, antara manajer produksi
dengan bagian akuntansi dan lain sebagainya
b) Saluran
Komunikasi Informal
Dalam
jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi,
tanpa memperdulikan jenjang hierarki, pangkat dan kedudukan atau jabatan, dapat
berkomunikasi secara luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan bisaanya
bersifat umum, seperti mengobrol tentang humor yang baru didengar, keluarga,
anak-anak, dunia olahraga, musik, acara film, dan sinetron TV, dan kadang kala
mereka juga membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada
dalam organisasinya.
4.
Bentuk
Komunikasi
a.
Komunikasi
Verbal
Komunikasi
verbal (verbal communication) adalah
mencakup komunikasi dalam bentuk kata-kata, baik lisan maupun tulisan. (Gustav
W. Friedrich, 2009 : 146)
Komunikasi
verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia
bisnis untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik secara
tertulis (written) maupun lisan (oral). (Purwanto, 2006 : 5)
Berdasarkan
beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi verbal (verbal communication) adalah komunikasi
yang dalam penyampaiannya secara tertulis maupun lisan.
Berdasarkan
aktif atau pasifnya peserta komunikasi, bentuk komunikasi verbal dibedakan
menjadi dua, (Purwato, 2006 : 6) yaitu :
a) Berbicara
dan Menulis (speaking and writting)
Dalam menyampaikan pesan, berbicara
pada umumnya yang lebih disukai daripada menulis karena lebih nyaman dan
praktis. Namun, tidak semua pesan bisa dengan tepat disampaikan secara lisan.
Pesan yang kompleks dan sangat penting umumnya disampaikan menggunakan tulisan.
Tulisan untuk tujuan bisnis bisa berupa surat dan laporan.
b) Mendengar
dan membaca (listening and reading)
Komunikasi yang efektif adalah
komunikasi yang terjadi dua arah. Namun orang-orang yang terlibat dalam dunia
bisnis cenderung lebih suka memperoleh atau mendapatkan informasi daripada
menyampaikannya. Utuk itu, keterampilan mendegar dan membaca sangat diperukan.
b.
Komunikasi
Nonverbal
Bentuk
yang paling dasar dari komunikasi adalah komunikasi nonverbal. Komunikasi
nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap dan
sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kta-kata
(Bovee dan Thill, 2003 : 4). Komunikasi nonverbal juga disebut bahasa isyarat
atau bahasa diam (silent language).
Ahli antropologi mengungkapkan bahwa sebelum kata-kata ditemukan, komunikasi
terjadi melalui gerakan badan atau bahasa tubuh (body language).
Komunikasi
nonverbal adalah setiap pesan yang penyampaianya tanpa menggunakan kata-kata
baik dalam bentuk lisan maupun tulisan yang menyampaikan makna. (Gustav W.
Friedrich, 2009 : 146)
Bentuk
komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi
nonverbal. Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata,
mereka telah menggunakan gerakan tubuh, bahasa tubuh (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain.
(Purwanto, 2006 : 8)
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka
dapat disimpulkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang penyampaian tidak
menggunakan kata-kata baik lisan maupun tulisan, melainkan menggunakan bahasa
tubuh (body language).
Dari berbagai
studi yang pernah dilakukan, komunikasi nonverbal dapat dikelompokkan daam
beberapa bentuk (Cangara, 2004 : 101) :
a) Kinsics
Bentuk
komunikasi nonverbal yang ditunjukkan dengan gerakan tubuh. Gerakan tubuh
dibagi dalam lima kelompok, yakni :
1)
Emblems,
merupakan
isyarat yang memiliki arti langsung pada symbol yang dibuat oleh gerakan badan.
Misalnya, mengangkat jari V artinya victory
atau menang, mengangkat jempol berarti terbaik untuk orang Indonesia, tetapi
terjelek bagi orang India.
2)
Illustrators,
merupakan gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu. Misalnya, besar sesuatu
benda atau tinggi rendahnya suatu objek.
3)
Affect
display, merupakan isyarat yang terjadi karena dorongan
emosional sehingga berpengaruh terhadap ekspresi muka. Misalnya, tertawa,
menangis, tersenyum, sinis, dan sebagainya.
4)
Regulators,
merupakan gerakan tubuh yang terjadi di daerah kepala. Misalnya mengangguk dan
menggelengkan kepala.
5)
Adaptory,
merupakan
gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda kejengkelan. Sebagai contoh,
menggerutu, menarik nafas dalam-dalam, dan mengepalkan tinju.
b) Gerakan
mata (eye gaze)
Mata
adalah alat komunikasi yang paling berarti untuk member isyarat tanpa kata.
Gerakan mata dapat mencerminkan isi hati seseorang. Jika seseorang tertarik
pada suatu objek tertentu, maka pandangannya akan terarah pada objek itu tanpa
terputus dalam beberapa saat.
c) Sentuhan
(touching)
Merupakan
isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan bada. Ada tiga bentuk sentuhan badan
:
1)
Kinesthetic,
merupakan isyarat yang ditunjukkan dengan bergandengan tangan untuk
mengungkapkan keakraban atau kemesraan.
2)
Socialfugal,
merupakan isyarat yang ditunjukkan dengan berjabatan tangan atau saling
merangkul untuk menunjukkan dimulainya persahabatan.
3)
Thermal,
merupakan isyarat yang ditandai dengan sentuhan yang lebih emosional sebagai
tanda persahabata yang intim. Misalnya, menepuk bahu, adu tinju, dan adu
telapak tangan.
d) Paralanguage
Merupakan
isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara sehingga penerima dapat
memahami sesuatu dibalik apa yang diucapkannya. Misalnya “datanglah” bisa
diartikan betul-betul mengundang atau sekedar basa-basi.
e) Diam
Diam
juga suatu komunikasi nonverbal yang memiliki arti. Sikap diam sangat sulit diterka
dan dapat menimbulkan keraguan. Diam dapat mengandung arti positif atau
negatif.
f) Postur
tubuh
Manusia
lahir ditakdirkan dengan berbagai bentuk tubuh. Masing-masing bentuk tubuh
dapat menggambarkan karakter orang yang bersangkutan. Ada tiga bentuk tubuh,
yaitu : (1) ectomorphy, bentuk tubuh
tinggi kurus yang dilambangkan sebagai orang yang memiliki sikap ambisius,
pintar, kritis; (2) mesomorphy, bentuk tubuh tegap dan
atletis yang dilambangkan sebagai pribadi yang cerds, bersahabat, dan aktif;
dan (3) endomorphy, bentuk tubuh
pendek, bulat, dan gemuk yang digambarkan sebagai pribadi yang humoris, santai
dan cerdik.
g) Warna
Warna
dapat memberi arti terhadap suatu objek. Misalnya, warna merah menunjukkan
kemarahan atau semangat. Sementara warna putih menunjukkan kesucian atau
kebersihan. Suatu Negara atau organisasi dapat dikenal melalui warna.
h) Bunyi
Jika
paralanguage dimaksudkan sebagai
tekanan suara dari mulut, maka bunyi yang dimaksudkan di sini adalah suara yang
dikeluarkan dari berbagai benda. Misalnya, lonceng, letusan senjata, beduk,
tepuk tanga, pluit, dan lain-lain.
i)
Bau
Bau
juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. Bau bisa dipergunakan untuk
melambangkan status. Misalnya, bau kosmetik dan parfum.
5.
Aspek-Aspek
Komunikasi Efektif
Sedikitnya
ada lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif
(Lestari dan Maliki, 2006 : 18-19) :
1.
Kejelasan (Clarity): bahasa maupun informasi
yang disampaikan harus jelas.
2. Ketepatan (accuracy): bahasa
dan informasi yangdisampaikan harus betul-betul akurat alias tepat. Bahasa yang
digunakan harus sesuai dan informasi yang disampaikan harus benar. Benar ini
artinya sesuai dengan apa yang sesungguhnya ingin disampaikan.
3. Konteks (contex): bahasa
dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan di
mana komunikasi itu terjadi.
4. Alur (flow): keruntutan
alur bahasa dan informasi akan sangat berarti dalam menjalin komunikasi yang
efektif.
5. Budaya (Culture): aspek
ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga tatakrama atau
etika. Bersalaman dengan satu tangan bagi orang Sunda mungkin terkesan rada
kurang sopan, tetapi bagi etnis lain mungkin suatu hal yang biasa.
6.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kelancaran dan Hambatan Berkomunikasi
Kelancaran
berkomunikasi dengan lisan bagi setiap orang berbeda-beda, dan dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Misalnya (Lestari dan Maliki, 2006 : 44-45):
1.
Faktor pengetahuan
Makin luas pengetahuan
yang dimiliki seseorang, maka ia makin banyak perbendaharaan kata yang dapat
memberikan dorongan bagi yang bersangkutan untuk berbicara lebih lancar.
2.
Faktor
pengalaman
Makin
banyak pengalaman yang dimiliki seseorang, makin menyebabkan seseorang terbiasa
menghadapi sesuatu. Orang yang sering menghadapi massa, sering berbicara di
muka umum, akan lancar berbicara dalam keadaan apapun dan dengan siapapun.
3.
Faktor
inteligensi
Orang
yang intelegensinya rendah, biasanya kurang lancardalam berbicara, karena
kurang memiliki kekayaan perbendaharaan kata dan bahasa yang baik. Cara
berbicaranya terputus-putus, bahkan antara kata yang satu dengan lainnya
tidak/kurang adanya relevansi.
4.
Faktor
kepribadian
Orang
yang mempunyai sifat pemalu dan kurang pergaulan, biasanya kurang lancar
berbicara.
5.
Faktor
biologis
Kelumpuhan
organ berbicara dapat menimbulkan kelainankelainan, seperti:
a. Sulit
mengatakan kata desis (lisping), karena ada kelainan pada rahang, bibir, gigi.
b. Berbicara
tidak jelas (sluring), yang disebabkan oleh bibir (sumbing), rahang, lidah
tidak aktif.
c. Berbicara
ragu-ragu, gagap yang disebabkan tidak biasa berbicara dengan orang banyak,
sifat pemalu.
2 komentar:
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Keberuntungan diawali dari kerja keras dan pantang semangat
Hadir disini untuk kalian yang membutuhkan kami
Kunjungi www,pokerayam,co
info keberuntungan lebih lanjut bbm : D8E5205A
Posting Komentar